ArticleKisah dibalik Bumbu Racik Instan

November 2, 2022by admin0

Saat ini berkat inovasi bumbu racik instan, memasak menjadi kegiatan yang mudah dan praktis. Tanpa keahlian khusus sekalipun, berbagai jenis masakan favorit dapat diolah dalam waktu singkat dan harga hemat. Tidak heran apabila bumbu racik instan mudah dikenal dan digemari oleh masyarakat modern. Namun apabila kita amati secara lebih teliti, bumbu racik instan di pasaran memiliki kualitas yang sama meskipun diproduksi dalam jumlah yang banyak. Kok bisa? 

Rahasianya, bumbu racik di pasaran telah melalui proses yang disebut pengawasan mutu. Berdasarkan definisinya, mutu produk pangan merupakan kondisi penilaian bahan pangan berdasarkan standar ukur yang telah ditetapkan sehingga aman dan layak untuk dikonsumsi. Semakin tinggi penilaian mutu produk, akan berbanding lurus dengan kualitas produk dan tingkat kepuasan konsumen.

Salah satu metode sederhana yang dapat dilakukan untuk menganalisis mutu produk adalah dengan analisis sensori. Analisis sensori atau organoleptik merupakan metode analisis kualitatif yang sudah sangat lama dikenal dan umum digunakan. Analisis ini utamanya menggunakan indera manusia dalam penilaian mutu suatu produk. Unsur-unsur mutu/kualitas sensoris yang dinilai meliputi bentuk, ukuran, aroma, warna, tekstur dan rasa.

https://agavi.id/wp-content/uploads/2022/10/WhatsApp-Image-2022-11-01-at-15.49.16.jpg

Kegiatan Sensori

Berdasarkan jenisnya, pengujian sensori terbagi menjadi tiga, yaitu uji pembedaan (discriminative test), uji afektif (affective test), serta uji deskriptif (descriptive test). Masing-masing pengujian ini memiliki sasaran dan target yang berbeda-beda. Namun secara khusus untuk produk bumbu racik instan, analisis mutu secara spesifik  yang tepat untuk dilakukan adalah pengujian deskriptif atau qualitative descriptive analysis (QDA) karena pengujian ini bersifat sangat teliti sehingga mampu mengevaluasi mutu dari aspek variabel bahan tambahan (ingredient) atau proses yang berkaitan dalam bentuk angka-angka kuantitatif pada sifat-sifat sensori yang diinginkan.

IMG-20221101-WA0015
IMG-20221101-WA0013

Penilaian Sensori

Hasil penilaian sensori secara deskriptif ini akan menjadi acuan evaluasi produk. Apabila penilaian baik produk dapat melanjutkan tahap selanjutnya dan dipasarkan. Sebaliknya apabila penilaian kurang baik, dilakukan penelusuran secara lebih lanjut terhadap bahan baku dan proses produksi bumbu racik sesuai dugaan hasil evaluasi mutu. Dengan demikian, setiap bumbu racik yang beredar di pasaran akan selalu memenuhi standar mutu yang berlaku.

Penulis: Priscilla (R&D team of PT. Agritama Sinergi Inovasi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

https://agavi.id/wp-content/uploads/2022/11/agavi-1-1-2.png

Contact Us

+62 851-6258-4100
contact@agavi.id
Jl. P.H.H Mustofa, Surapati Core M 30 40192 Bandung Jawa Barat

2020 © PT Agritama Sinergi Inovasi