Indonesia
sebagai negara kepulauan merupakan salah satu negara penghasil rumput laut terbesar di dunia. Kecamatan Nusa Penida, Provinsi Bali, adalah salah satu tempat yang terkenal dengan budi daya rumput lautnya. Namun, Beberapa tahun belakangan ini banyak diberitakan adanya penurunan produksi rumput laut di Nusa Penida (NusaBali.com 2018). Menurut Arthana et al (2015), penurunan produksi rumput laut di Nusa Penida disebabkan oleh adanya hama yang menyerang rumput laut, selain itu berdasarkan hasil survey langsung oleh Tim Food Smart City Rikolto Indonesia, penurunan produksi rumput laut di Nusa Penida juga diprediksi terjadi akibat meningkatnya kegiatan pariwisata yang membuat para petani rumput laut beralih profesi menjadi pelaku usaha pariwisata. Tempat budidaya pun dialihfungsikan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal wisata. Sehingga, dari sekian banyak desa tempat budidaya rumput laut, kini hanya sebagian kecil saja yang masih ditumbuhi rumput laut.
Tempat budidaya rumput laut di pesisir pantai Semaya, Nusa penida Bali
Hingga datanglah pandemi corona. Pandemi corona yang tak kunjung selesai ini, tentunya menghambat aktivitas pariwisata. Sehingga pendapatan para penduduk lokalpun semakin menurun. Hasil rumput laut yang hanya tinggal di beberapa tempat pun dijual dengan nilai yang cukup rendah, demi mendapatkan pendapatan yang cepat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Rikolto Indonesia dan AGAVI Indonesia bersinergi dan bekerjasama untuk meningkatkan nilai tambah rumput laut dengan cara mengolahnya menjadi produk turunan pangan fungsional. Pengolahan rumput laut menjadi pangan fungsional ditujukan agar tidak hanya menjadi peluang usaha, namun juga menciptakan inovasi produk sehat yang sedang menjadi tren di masyarakat terutama pada kondisi pendemi corona saat ini. Melalui program ini diharapkan tercipta revitalisasi budidaya rumput laut di Nusa Penida sebagai salah satu alternatif usaha masyarakat setempat, sehingga tidak lagi hanya bergantung pada sektor pariwisata namun juga pada usaha mandiri pengolahan rumput laut.
Rumput laut yang dibudidayakan di perairan Nusa Penida adalah rumput laut jenis E.Cottoni atau yang sering juga disebut sebagai Kappaphucus alvarezi. Rumput laut dengan nilai serat dan protein yang tinggi ini menghadirkan ide untuk melakukan pengembangan produk sehat berbasis serat dan protein yang sedang banyak diminati market akhir-akhir ini, diantaranya produk fiber shake dan low calorie snack bar. Sebelum menjadi produk-produk tersebut, tim researcher dari AGAVI melakukan riset terlebih dahulu untuk mengolah rumput lain menjadi tepung. Melalui proses penepungan, rumput laut dapat dengan mudah diolah menjadi berbagai produk turunannya. Fase pertama dimulai dengan melakukan percobaan modifikasi proses agar mendapatkan tepung rumput laut dengan kualitas terbaik. Melalui proses yang dikembangkan, tepung rumput laut yang tadinya berwarna gelap kehijauan dan menimbulkan aroma amis dapat dimodifikasi sehingga menghasilkan tepung dengan warna yang keputihan, halus, tidak beraroma amis. dan memiliki kandungan nutrisi yang tidak berubah signifikan.

Perbedaan tepung dan flakes rumput laut dengan dan tanpa proses pre treatment

Perbandingan hasil uji proksimat tepung rumput laut dengan kualitas karaginan komersial
Setelah menemukan metode optimal dalam penepungan rumput laut, pengembangan produk turunan rumput laut pun dilakukan. Terdapat dua produk yang dikembangkan yaitu fiber drink dan low-calorie snack bar. Produk-produk ini dibuat dan diformulasikan agar mengikuti kebutuhan konsumen dan trend market. Serta tentunya telah melalui beberapa tahap re-formulasi ulang berdasarkan hasil evaluasi, diantaranya melalui evaluasi sensori oleh panelist semi teruji dan panelist dari sample target market.

Suasana saat pengujian organoleptik uji hedonic di Lab Pengembangan Produk
Persiapan sampel pengujian organoleptik uji hedonik di Lab Pengembangan Produk
Terdapat beberapa variant rasa yang berhasil dikembangkan, diantaranya ada choco-banana, taro dan chocolate drink untuk produk fiber drink, serta variant cashew, matcha, dan red velvet untuk produk snack bar.
Produk final yang berhasil dikembangkan beserta kemasan desain awal
Proses pembuatan produk-produk yang telah final selanjutnya dilatihkan kepada kelompok Wanita tani (KWT) Nusa Berdaya agar mereka dapat memproduksinya sendiri, tentunya sesuai dengan standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Selain itu, ibu-ibu KWT nusa bedaya juga dilatih untuk mengerti dan mampu mempraktikan kaidah cara produksi pangan olahan yang baik agar menghasilkan produk berkualitas dan aman dikonsumsi. Ibu-ibu anggota KWT nusa berdaya dengan antusias menyambut dan proaktif dalam kegiatan pelatihan yang dilakukan oleh tim Agavi dan Rikolto Indonesia. Meskipun masih banyak kekurangan, alat-alat pemberian dari bantuan pemerintah milik KWT Nusa Berdaya yang tidak terpakai akhirnya dapat termanfaatkan dengan baik. Melalui pelatihan ini, mereka diajarkan bagaimana menggunakan dan merawat alat-alat tersebut serta mengetahui spesifikasi standar yang seharusnya dimiliki.
Dokumentasi pelatihan produksi produk turunan rumput laut kepada KWT Nusa Berdaya
Tingkat keinginan peserta untuk menindaklanjuti keberlangsungan produksi dan pemasaran produk sangatlah tinggi. Oleh karena itu, program pelatihan tidak hanya berhenti disitu saja. Di awal tahun 2022, AGAVI kembali mengirimkan tim nya melalui program magang berserifikat kampus merdeka dari kemendikbud untuk melakukan optimasi supply chain management dan marketing dari produk hasil inovasi ini. AGAVI mengirimkan tim berupa mahasiswa magang untuk melanjutkan program yang sudah dikerjakan sebelumnya. Tim mahasiswa magang yang dikirimkan oleh AGAVI terdiri atas beberapa posisi yaitu tim Supply Chain Management, Sales and Digital Marketing, Desain Komunikasi Visual, Community Development, dan Research and Development. Bersama dengan CV. Loka Muda, Tim magang dari AGAVI melakukan optimasi terhadap proses produksi, desain kemasan, strategi marketing offline maupun online, management sosial media, management e-commerce, hingga optimasi alur supply chain. Mahasiswa magang bekerja dalam membina dan mengelola distribusi serta penjualan produk yang telah dikembangkan oleh AGAVI sebelumnya. RND bertanggungjawab dalam memastikan optimasi proses produksi, SDM bertanggungjawab dalam membuat strategi marketing untuk meningkatkan penjualan produk serta turut berpartisipasi dalam kegiatan event pemasaran, SCM bertanggungjawab dalam optimasi jalur pasok dan distribusi, DKV bertanggungjawab dalam proses desain kemasan dan info grafis, serta COMDEV bertanggungjawab dalam melakukan penelitian dan transfer knowledge kepada komunitas untuk tujuan kemandirian.
Dokumentasi kegiatan program lanjutan
Seluruh kegiatan ini tentunya dilakukan agar tercipta kemandirian usaha dari produk-produk yang telah dikembangkan oleh PT AGAVI untuk masyarakat. Dibantu oleh Rikolto Indonesia yang memiliki misi yang sama, serta CV. Loka Muda dengan semangat mengembangkan usaha lokal daerahnya, kami harap program ini akan berjalan secara kontinu, agar kesejahteraan masyarakat setempat terbantu dan juga menjadikan produk-produk lokal ini lebih mendunia.
Sumber:
Arthana, IW., Wiyanto DB., Karang IWGA., Ernawati NM, Saraswati SA., (2015). Upaya Perbaikan Produktivitas Usaha Budidaya Rumput Laut di Nusa Lembongan, Bali. Seminar Nasional Sains dan teknologi (Senastek), Kuta Bali 29-30 Oktober 2015.
Disusun oleh: Afina Rahmani & Lili Nailufhar (Researcher Team AGAVI, Program kerjasama Rikolto)