Pernah tidak Anda berpikir ingin memulai bisnis tetapi bingung mulai darimana? Atau Anda sudah memiliki bisnis tapi tidak ada peningkatan?
Memulai bisnis pada masa kini tidak lagi seperti beberapa tahun lalu. Kemajuan teknologi dan berbagai peluang yang lahir di dunia bisnis membuat kita memulai bisnis dapat dilakukan kapan saja. Salah satu jenis usaha yang sedang naik daun dalam beberapa tahun terakhir yaitu, startup. Dengan startup, maka semangat berbisnis ala millennial sangat terasa dan efeknya kepada masyarakat bisa terasa dampaknya.
Ketika Anda ingin membangun bisnis, maka Anda memerlukan perencanaan yang baik agar Anda bisa mendapatkan hasil yang maksimal saat sudah menjalankan bisnis tersebut. Perencanaan tersebut di antaranya menggunakan Proposition Value Canvas dan Business Model Canvas. Tapi apa yang dimaksud dengan hal ini dan mengapa perlu digunakan untuk membangun sebuah startup?
Value Proposition Canvas
Setiap hari perusahaan merancang produk dan jasa untuk memudahkan kehidupan pelanggan mereka. Tetapi sebanyak 72% dari inovasi produk gagal memenuhi harapan. Ini berarti bahwa pelanggan tidak peduli sekitar 7 dari 10 produk yang baru dikenalkan ke pasar yang tidak dimilikinya. Hal ini tidak akan terjadi jika kamu menciptakan nilai bisnis menggunakan Business Model Canvas. Sebenarnya ada alat untuk memvisualisasikan, merancang, dan menguji “Bagaimana cara kita membuat value untuk pelanggan” yakni disebut Value Proposition Canvas.
Value proposition merupakan bagian dari Business Model Canvas sebagai sebuah penjabaran dalam melihat bagaimana menciptakan value atau nilai untuk para konsumen. Tujuan dari Value Proposition Canvas ini agar kita dapat merancang nilai yang cocok dengan kebutuhan customer dan membantu menyelesaikan permasalahan mereka. Karena dengan merancang ini akan membuat konsumen dari perusahaan lain beralih ke perusahaan Anda.
Value proposition canvas terdapat 2 bagian, yaitu: customer profile dan value proposition. Pada bagian customer profile berisi mengenai informasi terkait perilaku konsumen yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu: customer job, gain, dan pain.
- Customer job: Berguna untuk mengetahui pekerjaan dari pelanggan yang ingin diselesaikan dengan oleh produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan. Di bagian ini kita akan mengenali perspektif konsumen dari segi emosional (preferensi), sosial (reputasi), dan fungsional (kepraktisan).
- Gain: Berguna untuk menjelaskan manfaat yang diharapkan atau diinginkan oleh pelanggan. Hal ini berisi tentang sikap positif yang ditunjukan konsumen, karena menampilkan apa yang disukai oleh konsumen dan apa yang membuat konsumen merasa puas dari produk atau jasa yang ditawarkan.
- Pain: Berguna untuk menggambarkan emosi negatif, biaya yang tidak diinginkan, situasi, dan risiko yang bisa dialami sebelum, selama, atau setelah pekerjaan selesai.
Sedangkan pada bagian customer segment berisi mengenai cara perusahaan memenuhi kriteria yang diinginkan oleh konsumen yang sudah dijabarkan pada bagian customer profile. Pada bagian ini juga terbagi menjadi 3, yaitu: product/services, pain reliever, dan gain creator.
- Products/services: Bagian ini berisi tentang nilai apa saja dari produk/layanan yang Anda tawarkan kepada konsumen untuk memudahkan pekerjaan mereka.
- Pain reliever: Menjelaskan cara produk/jasa dari perusahaan untuk meringankan emosi negatif dari konsumenj.
- Gain creator: Menjelaskan cara produk/jasa dari perusahan agar konsumen diuntungkan. Di bagian ini juga berisi tentang suatu yang baru dan unik sehingga menambah pengalaman konsumen dalam memakai produk atau jasa.
Nah, cara merancang Value Proposition Canvas adalah dengan menjabarkan 6 unsur penting yang terbagi dalam 2 bagian yaitu customer segment dan value proposition. Penjabaran dari kedua bagian tersebut saling terhubung.
Business Model Canvas
Sebuah alat atau metode yang menggambarkan model bisnis Anda yang bertujuan untuk menjelaskan cara sebuah ide bisnis dapat memberikan manfaat kepada konsumen. Dengan business model canvas kita dapat membuat kerangka ide bisnis, pemahaman yang sama, dan tim menjadi lebih fokus terhadap tujuan. Pada business model canvasi terbagi menjadi 9 unsur, di antaranya:
- Customer segments: Penggolongan orang-orang yang mungkin tertarik dengan value proposition bisnis kita
- Value proposition: Nilai atau value yang kita tawarkan untuk konsumen. Berisi juga mengenai kelebihan dan keunggulan produk kita dibandingkan dengan pesaing.
- Channels: Berisi tentang cara Anda menjangkau konsumen. Tidak terbatas pada distribusi, tapi juga hal lainnya yang menyebabkan bisnis dan konsumen bisa saling terhubung.
- Relationship: Cara-cara yang bisa Anda gunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen sesuai dengan segmentasi yang telah Anda targetkan.
- Revenue stream: Komponen yang berisi mengenai cara perusahaan mendapatkan pendapatan, bagian ini harus dikelola semaksimal mungkin jangan sampai ada produk, bahan baku, dan tenaga kerja yang tidak dimanfaatkan secara maksimal.
- Key Resources: Komponen yang berisi mengenai apa saja yang dibutuhkan agar perusahaan dapat bekerja. Fungsi dari unsur ini agar key activities berjalan baik
- Key Activities: Pada bagian ini menjelaskan cara perusahaan menciptakan value proposition yang ditawarkan, seperti inovasi teknologi dalam proses pembuatan produk.
- Key Partnership: Pihak-pihak eksternal yang dibutuhkan dalam menjalankan key activities. Pada bagian ini kita masukan mitra strategis, seperti vendor, supplier, agensi, dan sejenisnya.
- Cost Structure: Rincian biaya-biaya terbesar yang harus perusahaan keluarkan untuk melakukan key activities, key resources, channel dan menghasilkan value proposition.
Demikian penjabaran mengenai Propostion Value Canvas dan Business Model Canvas. Perlu kita ingat bahwa:
- Proposition Value Canvas yang sudah kita buat, hanya berlaku untuk satu segmentasi pasar saja
- Business Model Canvas dan Proposition Value Canvas ini tidak hanya dibuat satu kali dalam perencanaan saja, tetapi kita perlu mengulanginya lagi pada tahap evaluasi. Dengan begitu kita semakin menemukan titik temu antara perusahaan dengan customer sehingga keduanya memiliki ikatan yang kuat.
Ditulis oleh : Sarah Noviyanti | Chief Business Development at AGAVI