Ketika Makan Gratis Saja Tak Cukup: Menyelami Aspek Gizi dan Keamanan Mikrobiologi dalam Program MBG

By Alifa Ilmalana Al Ghifari at November 20, 2025
article
Ketika Makan Gratis Saja Tak Cukup: Menyelami Aspek Gizi dan Keamanan Mikrobiologi dalam Program MBG

Ketika pemerintah meluncurkan program MBG untuk memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan makanan bergizi gratis, banyak yang langsung berpikir soal angka kalori, lauk-pauk dan sayur-mayur. Tetapi ada satu aspek yang sering terlupakan: keamanan mikrobiologi makanan. Karena makanan bergizi sekalipun jika pengolahan dan distribusinya tidak higienis bisa terkontaminasi mikroba dan malah menjadi ancaman kesehatan.


Apa Itu Program MBG?

Program MBG resmi mulai diluncurkan pada 6 Januari 2025, ditujukan untuk menjangkau terutama anak sekolah, dengan target besar hingga jutaan penerima manfaat. Menurut keterangan resmi, program ini juga dirancang untuk melibatkan UMKM lokal, petani dan nelayan agar mendukung ekonomi daerah. Meski fokus utamanya gizi, aspek tata kelola, inklusi, dan keamanan pangan menjadi sorotan pengawas publik.


Tantangan Mikrobiologi dalam Program Makanan Bergizi Gratis (MBG)

Penyediaan makanan bergizi dalam skala besar melalui program Makanan Bergizi Gratis (MBG) menghadapi tantangan yang kompleks, terutama dalam aspek keamanan pangan dan mikrobiologi. Skala produksi yang masif, banyaknya dapur pengolahan, serta variasi bahan baku yang digunakan, meningkatkan potensi terjadinya kontaminasi silang dan pertumbuhan mikroba patogen.


Risiko Mikrobiologi pada Pengolahan Makanan Massal

  • Kontaminasi Silang

Dalam proses pengolahan makanan massal, risiko kontaminasi silang meningkat karena banyaknya dapur, bahan baku, serta peralatan yang digunakan. Kontaminasi ini dapat terjadi antar bahan mentah dan makanan siap saji apabila tidak ada pemisahan area dan peralatan yang memadai.


  • Kualitas Bahan Baku Lokal

Penggunaan bahan baku lokal sesuai mandat program MBG memang mendukung perekonomian daerah. Namun, apabila bahan tersebut tidak memenuhi standar kebersihan dan keamanan pangan, potensi munculnya mikroba pembusuk atau patogen seperti E. coli dan Salmonella menjadi lebih tinggi.


  • Distribusi dan Penyimpanan Makanan

Proses distribusi dan penyimpanan juga menjadi titik kritis. Makanan yang disimpan pada suhu tidak sesuai atau dibiarkan terlalu lama sebelum disajikan dapat menjadi media ideal bagi pertumbuhan mikroba penyebab keracunan pangan dan infeksi saluran pencernaan.


  • Higiene Dapur Umum SPPG

Berdasarkan laporan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), standar kebersihan dan pengawasan mikrobiologi di dapur pelaksana MBG masih perlu ditingkatkan. Hal ini menunjukkan pentingnya penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP) secara konsisten di seluruh dapur program.


Kasus Keracunan Makanan dalam Program MBG

Data dari Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat total 4.700 korban keracunan akibat konsumsi makanan dari program MBG hingga September 2025. Sementara itu, di wilayah Jawa Barat, lebih dari 5.000 siswa dilaporkan mengalami keracunan hingga kuartal ketiga tahun yang sama.

Hasil pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menunjukkan setidaknya 17 kejadian keracunan di 10 provinsi, yang sebagian besar disebabkan oleh dapur pengolahan yang belum memenuhi standar keamanan pangan.


Implikasi untuk Keamanan Mikrobiologi dan Peluang Penelitian

Program MBG membuka peluang besar bagi peneliti dan mahasiswa mikrobiologi pangan untuk turut berkontribusi dalam meningkatkan keamanan pangan nasional. Beberapa kegiatan penelitian yang dapat dilakukan antara lain:

  • Melakukan sampling mikroba pada permukaan dapur, peralatan masak, dan bahan baku sebelum dan sesudah pengolahan.
  • Mengevaluasi suhu penyimpanan dan waktu penyajian terhadap laju pertumbuhan mikroba pada menu MBG seperti sayur, lauk pauk, dan buah.
  • Mengidentifikasi serta mengkarakterisasi mikroba yang ditemukan mulai dari bakteri pembusuk, koliform, hingga bakteri patogen dan mengaitkannya dengan faktor pengolahan, penyimpanan, serta distribusi.

Dukungan Laboratorium AGAVI untuk Penelitian Mikrobiologi Pangan

Sebagai bentuk dukungan terhadap peningkatan keamanan pangan, AGAVI Lab menyediakan berbagai isolat mikroba dan media kultur yang dapat digunakan untuk pemantauan pertumbuhan mikroba pada bahan pangan.

Selain itu, AGAVI Lab juga menawarkan layanan uji cemaran mikroba untuk mendeteksi keberadaan patogen utama penyebab keracunan makanan massal, seperti Escherichia coli, Salmonella spp., Staphylococcus aureus, dan Bacillus cereus