Udara yang Tak Terlihat, Ancaman yang Nyata: Mengungkap Dunia Mikroba di Sekitar Kita

By Alifa Ilmalana Al Ghifari at December 1, 2025
article
Udara yang Tak Terlihat, Ancaman yang Nyata: Mengungkap Dunia Mikroba di Sekitar Kita

Ketika berbicara tentang polusi udara, kita sering membayangkan asap kendaraan, debu, atau partikel industri yang terlihat oleh mata. Namun, tahukah Anda bahwa di balik udara yang tampak bersih sekalipun, tersembunyi dunia mikroorganisme tak kasatmata yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia?


Penelitian terkini menunjukkan bahwa udara menjadi salah satu media utama penyebaran mikroba termasuk bakteri, jamur, dan virus yang dikenal sebagai bioaerosol. Meski ukurannya sangat kecil, bioaerosol dapat membawa potensi resiko besar bagi sistem pernapasan dan kekebalan tubuh manusia (Hirota et al., 2021).


Apa Itu Bioaerosol?

Bioaerosol adalah partikel kecil yang berasal dari organisme hidup (seperti bakteri, spora jamur, atau fragmen virus) dan melayang di udara. Mereka dapat berasal dari berbagai sumber misalnya lingkungan alami, seperti tanah, air, atau vegetasi dan kegiatan manusia, misalnya penggunaan AC, proses pengolahan limbah, hingga aktivitas di laboratorium atau ruang publik padat. Mikroba di udara ini tidak selalu berbahaya beberapa di antaranya berperan penting dalam keseimbangan ekosistem tetapi sebagian lainnya bisa menyebabkan infeksi, alergi, atau memperburuk penyakit pernapasan kronis.


Bagaimana Mikroba di Udara Menyebar?

Proses penyebaran mikroba di udara terjadi melalui berbagai cara, tergantung pada ukuran partikel dan kondisi lingkungan.

  1. Bakteri dan spora jamur dapat bertahan di udara selama berjam-jam, bahkan berhari-hari, terutama dalam ruangan tertutup dengan sirkulasi udara buruk.
  2. Ventilasi dan pendingin ruangan menjadi jalur perpindahan utama, membawa partikel mikroba dari satu ruang ke ruang lain.
  3. Aktivitas manusia, seperti batuk, berbicara, atau bahkan berjalan, dapat meningkatkan konsentrasi bioaerosol secara signifikan.

Penelitian oleh Matsumoto et al. (2023) menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas manusia di ruang publik seperti sekolah dan kantor dapat menggandakan jumlah bakteri udara dibandingkan kondisi ruangan kosong. Hal ini membuktikan bahwa mikroba di udara sangat dinamis dan sensitif terhadap aktivitas lingkungan.


Dampak Kesehatan dan Lingkungan

Paparan bioaerosol yang berlebihan dapat memicu gangguan kesehatan, terutama pada individu dengan sistem kekebalan lemah. Beberapa efek yang paling sering dilaporkan seperti infeksi saluran pernapasan (oleh bakteri seperti Staphylococcus aureus atau Pseudomonas aeruginosa), alergi dan asma akibat paparan spora jamur (Aspergillus, Cladosporium), dan gangguan inflamasi kronis, terutama dapat terjadi pada pekerja di lingkungan berdebu atau lembap (Hirota et al., 2021). Selain itu, bioaerosol juga berkontribusi terhadap perubahan kualitas udara dalam ruangan (indoor air quality) yang secara tidak langsung memengaruhi produktivitas dan kenyamanan penghuni.


Upaya Deteksi dan Pencegahan

Perkembangan teknologi kini memungkinkan peneliti untuk mendeteksi dan memantau mikroba udara secara real time menggunakan sensor bioaerosol. Studi terbaru di Tokyo (Hirota et al., 2021) menemukan bahwa pemantauan mikroba udara di area pemukiman dapat membantu memprediksi peningkatan risiko infeksi musiman.


Beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mengurangi risiko paparan mikroba udara antara lain:

  1. Meningkatkan sirkulasi udara dengan sistem ventilasi alami.
  2. Rutin membersihkan filter AC atau alat penyaring udara.
  3. Menggunakan teknologi UV sterilization di ruang tertutup berisiko tinggi.
  4. Melakukan uji mikrobiologis udara secara berkala, terutama di fasilitas publik dan laboratorium.


Untuk mendukung riset-riset seputar bioaerosol dan mikrobiologi lingkungan, AGAVILab hadir dengan menyediakan berbagai kebutuhan penelitian mikroba udara, mulai dari isolat kultur bakteri hingga media selektif untuk deteksi kontaminan udara.

Referensi:
Matsumoto, Y., Hirota, K., et al. (2023). Systematic review and meta-analysis of the potential threats to respiratory health from microbial bioaerosol exposures. Environmental Health Perspectives, 131(4), 1–15.
Hirota, K., Nishimura, Y., & Fukuda, M. (2021). Real-time Monitoring of Bioaerosol in a Residential Property in Central Tokyo. Asian Journal of Atmospheric Environment, 15(2), 55–63.
Suryani, N., & Kurniawan, A. (2022). “Identifikasi mikroba udara pada ruang publik tertutup di Surabaya.” Jurnal Mikrobiologi Indonesia, 17(3), 201–210.
Putri, D., & Siregar, M. (2023). “Analisis kualitas udara berdasarkan keberadaan bakteri udara di lingkungan sekolah dasar.” Jurnal Sains dan Aplikasi Mikrobiologi, 5(1), 45–53.
Hidayat, R., & Andini, F. (2024). “Bioaerosol dan implikasinya terhadap kesehatan masyarakat perkotaan.” Indonesian Journal of Environmental Microbiology, 9(2), 89–101.