Agribisnis Zaman Now: Dari Ladang ke Layar, Bagaimana Teknologi Ubah Wajah Dunia Pangan?
Agribisnis masih sering dianggap sebagai pekerjaan kuno yang identik dengan aktivitas di sawah dan pekerjaan fisik yang “kotor-kotoran”. Padahal, sektor ini telah berkembang pesat menjadi ladang inovasi yang menggabungkan bisnis digital dan teknologi canggih pada era digital saat ini. Lebih dari 270 unit bisnis yang berbasis teknologi pangan dan pertanian telah didirikan di Asia Tenggara (EDB Singapore, 2023). Hal ini didorong oleh faktor pertumbuhan agritech yang semakin signifikan. Kini, agribisnis tidak hanya berkaitan dengan produksi pangan, tetapi juga berbagai isu keberlanjutan lingkungan, ketahanan pangan, dan pemanfaatan teknologi digital pada setiap proses rantai pasok. Sektor ini dituntut menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan karena meningkatnya kebutuhan pangan. Dengan bantuan teknologi, seperti drone, sensor, dan aplikasi digital, sektor pangan dan pertanian menjadi lebih modern dan terbuka, termasuk bagi anak muda.
Teknologi telah mengubah cara dunia menangani urusan pangan, khususnya di Indonesia. Melalui konsep smart farming, petani dapat memantau kondisi lahan secara real-time dengan menggunakan teknologi sensor tanah, Internet of Things (IoT), hingga drone. Teknologi tersebut akan membantu dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi pangan. Tak hanya itu, penerapan e-commerce produk pangan akan membantu proses penjualan dan distribusi hasil pertanian atau produk pangan secara langsung kepada pelanggan. Selain itu, rantai pasok pangan, seperti sistem rantai pasok pangan halal mulai menggunakan teknologi blockchain untuk memastikan keamanan dan transparansi produk pangan. Di kota-kota besar dengan keterbatasan lahan, konsep vertical farming dan urban farming menjadi solusi inovatif untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal secara berkelanjutan. Seluruh inovasi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan untuk jangka panjang.
Sektor pangan menghadapi berbagai tantangan global, seperti pemborosan pangan (food waste), krisis iklim, dan distribusi pangan yang masih belum merata ke seluruh wilayah. Pada situasi ini, dibutuhkan solusi yang inovatif dan kreatif untuk mengatasinya. Generasi muda memiliki banyak peluang untuk berkontribusi dalam menyelesaikan tantangan tersebut. Anak muda memiliki banyak kesempatan untuk berperan dalam peran strategis, seperti mendirikan startup agritech dengan mengembangkan teknologi distribusi pangan berbasis digital, konsultan pertanian menggunakan IoT, atau membuat konten edukasi pangan berkelanjutan yang menarik. Selain itu, ruang inovasi masih sangat luas, seperti penggunaan AI untuk mengurangi kerugian pasca panen dan pengembangan logistik rantai dingin.
Meskipun sektor pangan menawarkan banyak peluang inovasi, tetapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama karena petani tidak memiliki akses yang cukup ke teknologi. Masih banyak petani yang belum mendapatkan akses teknologi sehingga menyebabkan kesenjangan dalam penerapan teknologi modern. Hal ini menghalangi peningkatan efisiensi distribusi makanan dan peningkatan produktivitas. Di tengah kesulitan tersebut, masih ada harapan melalui kerja sama yang bijaksana antara generasi muda, sektor swasta, dan pemerintah. Pelatihan berbasis teknologi, program pendidikan digital, dan inkubasi inovasi pertanian semuanya telah terbukti efektif. Jika hari ini masyarakat bisa memesan makanan hanya lewat aplikasi, itu karena adanya sistem pangan digital yang bekerja dari ladang hingga ke layar. Kini, saatnya generasi muda juga berperan dalam membangun sistem tersebut, baik sebagai inovator, fasilitator, maupun pendidik untuk memastikan masa depan pangan yang lebih inklusif, modern, dan berkelanjutan.
Referensi:
Economic Development Board. (2023). AgriFoodTech in Southeast Asia 2023 Ecosystem Report. Retrieved April 15, 2025, from https://www.edb.gov.sg/en/business-insights/market-and-industry-reports/agrifoodtech-in-southeast-asia-2023-ecosystem-report.html
Efendi, R., & Sagita, D. (2022). Teknologi pertanian masa depan dan peranannya dalam menunjang ketahanan pangan. Sultra Journal of Mechanical Engineering, 1(1), 1-12.
Halawa, D. N. (2024). Peran teknologi pertanian cerdas (smart farming) untuk generasi pertanian Indonesia. Jurnal Kridatama Sains dan Teknologi, 6(02), 502-512.