Sustainable Business Incubation Program: Pendampingan Usaha untuk Meningkatkan dampak Ekonomi dan Lingkungan di Kota Depok
Kota Depok terletak di Provinsi Jawa Barat, berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang merupakan kawasan metropolitan sebagai pusat ekonomi Indonesia. Hal ini membuat hampir 67% angkatan kerja di Kota Depok (berusia 15 ke atas) berstatus sebagai Karyawan/Buruh/Pegawai. Sekitar 30.8% menurut survei angkatan kerja nasional masuk dalam kategori self employed, menjalankan usaha sendiri (19,9%), pekerja keluarga tidak dibayar (4,57%) berusaha dengan dibantu pekerja tidak tetap (4,10%), memiliki usaha dengan pekerja tetap (2,47%). Data tersebut menunjukan tingginya angka pebisnis baru di Kota Depok yang masih menjalankan bisnisnya dengan tenaga sendiri atau dibantu tenaga tidak tetap.
Wilayah aglomerasi Jabodetabek juga merupakan tujuan urbanisasi. Peningkatan populasi di wilayah memerlukan peningkatan suplai dan kualitas pangan. Pelaku bisnis di sektor pangan di wilayah ini, termasuk Kota Depok berperan penting untuk menjawab tantangan tersebut.
AGAVI berkolaborasi dengan Perhimpunan Indonesia Berseru dan Rikolto menginisiasi program pengembangan usaha bagi pebisnis baru sekaligus mendukung upaya pemerintah Kota Depok pada isu lingkungan, pangan, dan peningkatan ekonomi.
Challenge
Para pebisnis baru selalu memiliki tantangan yang sulit dihadapi dengan minimnya pengalaman yang dimiliki sebelumnya. Dengan keterbatasan akses terhadap modal, belum memiliki jaringan bisnis maupun dengan pemangku kepentingan, kurangnya pengetahuan bisnis, minimnya sumber daya manusia yang dimiliki tentu menjadi tantangan besar yang harus dihadapi para pelaku bisnis baru di Kota Depok untuk terus bertahan di tengah persaingan pasar.
"Pelaku UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam sistem pangan, termasuk di perkotaan. Oleh karenanya, mereka perlu untuk terus didukung untuk tumbuh, berkembang dan berkelanjutan di tengah urbanisasi, permintaan pangan yang semakin tinggi di wilayah seperti Jabodetabek, dan dampak perubahan iklim. Program inkubasi bisnis ini merupakan salah satu upaya mendukung pengembangan sistem pangan perkotaan yang berkelanjutan, untuk berkontribusi pada pemecahan masalah pangan dan iklim di perkotaan, dan mewujudkan kota cerdas pangan di Kota Depok"
Nonie Kaban, Direktur Regional Asia Tenggara Program Good Food for Cities Rikolto
Strategi Inovatif SBIP: Membentuk Fondasi Bisnis yang Berkelanjutan
Sustainable Business Incubation Program (SBIP) disusun dengan rangkaian pendekatan pendampingan bisnis untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dihadapi para pebisnis baru:
1. Inkubator Bisnis dengan kurikulum pendampingan yang mengutamakan kemampuan praktikal untuk meningkatkan skill para pelaku bisnis baru secara efektif. Para peserta bisnis mendapatkan sepuluh kelas dengan materi antara lain: Impact measurement, Leadership & entrepreneur skill, Business Development, Konsep Branding, New Product Development, Finance of Business, Marketing Strategy, Legalitas Bisnis, Public Relation & Client Handling hingga Pitching Skill. Inkubasi bisnis ini menghadirkan para ahli di bidangnya yang merupakan para CEO / Founder yang sudah berhasil menghembangkan bisnis untuk mentransfer ilmu dan pengalaman bisnis yang relevan dihadapi para peserta SBIP.
2. Business challenge dan fasilitator pendampingan bisnis intensif selama program berlangsung untuk memastikan proses transfer knowledge berjalan dengan baik. Para peserta diberikan business challenge di setiap sesi kelas untuk diterapkan langsung, sehingga bisa menunjukan progres yang nyata dirasakan para peserta terhadap bisnis mereka. Pendampingan Intensif ini juga memberikan kesempatan 1on1 mentoring untuk memperdalam pemahaman bisnis peserta, beberapa materi seperti Konsep Branding, New Product Development, Marketing Strategy dan Pitching Skill menjadi pilihan para peserta untuk sesi tambahan.
3. Membuka akses jaringan bisnis dengan beberapa stakeholder. SBIP Kota Depok membuka kesempatan networking para peserta untuk akses modal maupun pemangku kepentingan. Hal tersebut dilakukan dengan sesi Pitching Day yang mana para peserta melakukan presentasi bisnisnya secara langsung. Tidak sampai disitu, program ini diakhiri dengan Final Week, sesi para peserta bisnis melakukan demo produk dan business networking. Sustainable Business Incubation Program turut mengundang perusahaan yang fokus pada pemberian akses modal untuk sektor usaha seperti PNM serta memberikan awareness peserta bisnis kepada beberapa organisasi dari pemerintah seperti Dinas Sosial Kota Depok, Bappeda, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa barat serta Dinas Lingkungan Hidup Kota Depok.
Berdampak Langsung dalam Peningkatan Nilai Bisnis
SBIP Kota Depok diikuti peserta bisnis dari berbagai sektor seperti, pangan, pertanian, hingga edukasi lingkungan. Fatih Yahdy Alam (25) Salah satu pelaku bisnis binaan PIB dibidang pertanian hidroponik lewat nama usaha Kebun WKB menceritakan dampak yang dirasakan dari program SBIP dengan berhasil mengimplementasikan pengetahuan terkait keuangan bisnis, dan konsep branding di usaha yang ia jalankan bersama dengan timnya, dampak yang sama juga dirasakan Laily (43) yang menjalankan usaha dibidang pangan bersama Kelompok Wanita Tani (KWT).
Adapun pelaku bisnis dari sektor edukasi lingkungan, Abdul (26) perwakilan dari Kura Kecil, sebuah usaha yang memiliki misi untuk mengenalkan pentingnya menjaga keseimbangan alam kepada anak-anak sekolah dasar. Selama program berlangsung, Bisnis Kura Kecil mempertajam value bisnis mereka di bidang edukasi lingkungan, sekaligus mematangkan rancangkan fase product development yang terus mereka kembangan untuk bisnis rintisan yang baru berjalan satu tahun.
Cerita lain disampaikan oleh Herlina (46), pelaku bisnis minuman tradisional yang sempat mengikuti sesi tambahan 1on1 untuk mendalami materi New Product Development merasa dampak ilmu pengetahuan yang didapatkan selama program turut membantu keberlanjutan usahanya sebagai gerakan untuk menghargai kekayaan alam Indonesia, dan hidup sehat secara alami dengan brand minuman tradisional Radja Sinom yang sudah ia jalankan sejak 2020.
Sustainable Business Incubation Program (SBIP) di Kota Depok telah menunjukkan efektivitasnya dalam memberdayakan pelaku usaha baru dengan pendekatan berbasis pendampingan intensif dan akses jaringan strategis. Dari pelaksanaan program ini, terlihat bahwa kemampuan praktikal seperti manajemen keuangan, strategi pemasaran digital, dan pengembangan produk menjadi hal yang dibutuhkan para pelaku bisnis baru dan menjadi pondasi penting untuk keberlanjutan bisnis rintisan.
Selain itu, kolaborasi lintas sektor, termasuk usaha melibatkan sektor pemerintah dan membuka akses ke pemangku kepentingan, menjadi kunci dalam mempercepat integrasi pelaku usaha ke ekosistem ekonomi lokal. SBIP Kota Depok juga menyoroti peluang besar di sektor pangan dan edukasi lingkungan sebagai area prioritas pengembangan usaha berkelanjutan. Ke depan, keberhasilan ini dapat direplikasi di wilayah lain dengan fokus pada sinergi antara potensi lokal, dukungan teknologi, dan penguatan jaringan bisnis sebagai langkah strategis menuju peningkatan ekonomi inklusif dan keberlanjutan lingkungan.