Uji Sensori: Cara Ilmiah Menilai Rasa, Aroma, dan Tekstur Produk
Kualitas produk dalam industri pangan menjadi hal krusial yang perlu diperhatikan bagi setiap pelaku usaha pangan. Industri pangan yang semakin kompetitif ini menuntut setiap pelakunya untuk tidak hanya menentukan formulasi yang tepat, tetapi juga bagaimana produk dapat diterima oleh konsumen. Kualitas ini yang nantinya akan menentukan kepuasan konsumen dan keberhasilan industri dalam mengembangkan bisnisnya. Produk pangan harus mampu memuaskan selera konsumen dari berbagai aspek, seperti rasa, aroma, tekstur, bahkan penampilan. Untuk menilai kualitas produk secara objektif, diperlukan penilaian berupa uji sensori. Uji ini merupakan pendekatan ilmiah yang digunakan untuk mengukur persepsi manusia terhadap karakteristik produk melalui pancaindra. Bukan hanya sekadar uji kualitas, tetapi uji sensori juga menjadi tahap yang penting dalam proses research and development (R&D) produk pangan.
Uji sensori (sensory evaluation) adalah metode ilmiah yang digunakan untuk menilai dan mengukur karakteristik organoleptik suatu produk, seperti rasa, aroma, warna, tekstur, dan penampilan. Menurut Permadi, et al. (2018), evaluasi sensori atau organoleptik adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan indera manusia untuk mengukur tekstur, penampakan, aroma dan flavor produk pangan. Evaluasi ini dilakukan dengan melibatkan panelis, yaitu sekelompok orang yang dilatih atau dipilih berdasarkan kepekaan indera mereka terhadap makanan. Sehingga, melalui uji ini produsen akan memahami bagaimana suatu formulasi produk dapat diterima oleh konsumen, sebelum produk dipasarkan.
Uji sensori memiliki tujuan yang penting khususnya dalam pengembangan dan reformulasi produk, seperti:
- Menilai kualitas produk secara objektif sebelum dipasarkan.
- Membandingkan produk lama dan baru dalam proses reformulasi.
- Mengetahui preferensi konsumen, sehingga dapat membantu dalam pengembangan produk.
- Menjamin konsistensi produk, terutama dalam proses produksi skala besar.
Persepsi konsumen terhadap suatu produk berdampak besar dalam proses keputusan pembelian. Uji sensori akan membantu memastikan bahwa produk yang dikembangkan akan benar-benar sesuai dengan ekspektasi target pasar. Bahkan, bukan hanya membantu memenuhi ekspektasi pasar, tetapi juga membantu menjaga kualitas dan kepuasan pelanggan dalam jangka panjang. Tanpa uji sensori, pelaku industri pangan akan memiliki risiko kegagalan produk yang lebih tinggi, karena produsen tidak memiliki data yang valid mengenai persepsi konsumen.
Agavi menyediakan layanan uji sensori yang akan mendukung pengembangan produk pangan. Dengan pendampingan yang intensif dari konsultan yang kompeten, berpengalaman, dan telah tersertifikasi di bidangnya, Agavi siap membantu para pelaku usaha pangan dalam mengembangkan bisnisnya. Yuk, segera hubungi Agavi untuk konsultasikan produk pangan kamu agar dapat terus berkembang, tersertifikasi, dan tetap bersaing di pasaran!
Referensi
David W., Djamaris A.R.A., 2018. Metode Statistik, Untuk Ilmu dan Teknologi Pangan. Penerbitan Universitas Bakrie.
Gunawan, M. I. F., et al. (2024). Teknik Evaluasi Sensori Produk Pangan. CV Hei Publishing Indonesia. Padang.
Permadi, M. R., Oktafa, H., dan Agustianto, K. 2018. Perancangan sistem uji sensoris makanan dengan pengujian peference test (hedonik dan mutu hedonik), studi kasus roti tawar, menggunakan algoritma radial basis function network. MIKROTIK: Jurnal Manajemen Informatika. 8(1): 29-42.