Analisis Aktivitas Antimikroba Madu Trigona Spp. terhadap Lima Jenis Bakteri Patogen Menggunakan Metode Difusi Agar Sumur
Tahukah Anda?
Madu merupakan cairan manis alami yang dibuat oleh lebah madu dengan menggunakan nektar pada tumbuhan. Nektar berasal dari bunga mekar, cairan tumbuhan yang mengalir di daun dan kulit pohon. Madu diperoleh dengan proses enzimatis oleh lebah nektar bunga dan digunakan sebagai cadangan makanan.
Apasaja Kandungan Madu?
Madu mengandung sebagian besar gula serta campuran asam amino, vitamin, mineral, zat besi, zink dan antioksidan. Terdapat sekitar 320 jenis madu yang berasal dari lebah berbeda memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri pada warna, bau dan rasa.
Apakah Manfaat Madu Bagi Kesehatan?
Secara umum madu berkhasiat menghasilkan energi, meningkatkan daya tahan tubuh, dan stamina. Madu mendukung pembentukan darah serta membersihkan darah. Selain itu, juga ada efek positif dalam mengatur dan membantu peredaran darah tetap lancar. Menurut pendapat Yaghoobi dkk. (2008:464), menyatakan bahwa madu dapat menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah.
Zat antibakteri yang terkandung dalam madu berguna untuk mengobati luka bakar dan penyakit infeksi. Adanya rasio perbandingan karbon terhadap nitrogen yang tinggi, kekentalan madu yang membatasi pelepasan oksigen, oksidasi glukosa yang menghasilkan H2O2 dan sifat osmolaritas yang tinggi membuat bakteri sulit untuk hidup. Madu dapat digunakan sebagai pengganti gula yang menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
Stingles bees
Stingles bees merupakan lebah berukuran kecil yang tersebar di wilayah tropis hingga subtropis. Di Indonesia lebah ini dikenal dengan lebah tanpa sengat khususnya keluarga Apidae. Stingless bee tidak memiliki sengat sehingga mereka membentuk sebuah pertahanan dengan cara melapisi lubang pada sarang menggunakan lilin dan ditutupi resin serta terdapat campuran antara getah salivary dan diproduksi oleh lebah itu sendiri yang disebut sebagai propolis. Sarang stingless bee umumnya berada di bawah permukaan tanah, dalam lubang kayu, batang pohon dan sarang rayap
Madu yang dihasilkan oleh lebah Stingles bees memiliki kandungan fenol dan flavonoid lebih banyak dibandingkan madu dari lebah Apis spp. Madu stingless bees memiliki banyak manfaat dalam menjaga kesehatan tubuh diantaranya dapat mengobati dan mengurangi radang tenggorokan, gastritis, katarak, pemulihan pasca melahirkan dan masih banyak lainnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian lebih lanjut mengenai kandungan antimikroba, antioksidan dan kadar total fenol dan flavonoid pada madu tersebut.
Uji Aktivitas Antimikroba dan Antioksidan
Metode yang digunakan dalam pengujian antimikroba dan uji daya hambat yaitu metode difusi agar sumur. Pengujian antimikroba ini menggunakan sampel madu dari stingless bees Heterotrigona itama dan Tetragonula Laeviceps. Proses pengujian aktivitas antimikroba madu, dilakukan pada lima bakteri pathogen yaitu:
- Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang dapat menyebabkan infeksi termasuk endokarditis infektif, bakteremia kulit dan jaringan lunak, osteoartikular, dan infeksi pleuropulmonal.
- Escherichia coli
Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang biasa menyebabkan diare pada manusia dan tumbuh diberbagai bahan pangan.
- Pseudomonas aeruginosa
Pseudomonas aeruginosa merupakan basil non fermentatif yang termasuk kedalam jenis gram negatif, biasanya bakteri ini menginfeksi pada luka bakar dan infeksi paru, bakteri jenis ini mudah dan banyak ditemukan pada peralatan medis di rumah sakit.
- Salmonella typhimurium
Bakteri ini merupakan bakteri penyebab keracunan makanan hampir 22% total keracunan makanan Salmonella dari jenis ini, bakteri Salmonella typhimurium tergolong pada jenis gram negatif (Gantzhorn et al., 2015).
- Streptococcus mutans
Streptococcus mutans merupakan bakteri anaerob fakultatif gram positif berbentuk bulat atau kokus (Nakano, 2014) dan dapat menyebabkan karies atau gigi berlubang (Kidd, 2002 dalam Arif et al.,2017).
Untuk menguji antimikroba madu maka dilakukan dengan beberapa uji, yaitu: 1) uji zona hambat; 2) uji pewarnaan gram; 3) uji konsentrasi hambat, minimum; 4) uji pH; 5) uji antioksidan; 6) uji fenolik; dan 7) uji flavonoid. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengawasan Mutu dan Laboratorium Instrumen, Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia.
Setelah dilakukan penelitian terkait aktivitas antimikroba sampel madu, diketahui bahwa sampel madu Heterotrigona itama dan madu Tetragonula laeviceps memiliki efek antagonisme positif terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhimurium, Streptococcus mutans. Sedangkan untuk uji antioksidan, fenolik dan flavonoid menghasilkan bahwa sampel madu Heterotrigona itama dan madu Tetragonula laeviceps memiliki kandungan antioksidan, fenol dan flavonoid.